Sabtu, 21 Desember 2013

Aneh Saja

Oleh : Hendri
Ada kalanya saya merasa bosan, bosan yang begitu amat kuat menguasai saya. Perjalanan yang begitu melelahkan hari ini, membawaku pada satu kesimpulan bahwa sebuah lembaga, entah itu lembaga pendidikan, lembaga riset, lembaga kajian dan diskusi, bahkan lembaga proyeksi keilmuan terbesar sekalipun, jika dibangun tidak berdasarkan fighting spirit dan kecintaan untuk membaca buku. Maka mereka bukanlah apa-apa.

Terlebih saat pagi tadi menyaksikan langsung kongres kebangsaan yang diadakan Forum Pemred di Hotel Jakarta yang tidak saya pedulikan namanya itu, telah membuat saya sangsi

EFEK MODAL SOSIAL

Oleh: @olinkrusd
Terbukanya kran demokrasi pada 1998 tidak semata-mata terjadi dengan sendirinya, namun dapat ditelusuri pada banyak hal. Seperti kekecewaan dari banyak kalangan terhadap pemerintahan orde baru, terjadinya krisis ekonomi yang kemudian berujung pada lengsernya simbol kekuasaan yang sudah tercatat 32 tahun memanipulasi rakyat atas nama pembangunan. Namun negeri masih dapat dikatakan negara demokrasi dengan ditandainya pemilihan presiden setiap lima tahun sekali sebagai tolak ukur.
Perjalanan demokrasi yang semakin baik dapat dilihat dari beberapa hal. Yakni secara formal atau prosedural dan kultural. Secara prosedural Indonesia sudah mempunyai atribut – atribut pendukungnya. Salah satunya (untuk menyebut sebgian) paling gamlang dan urgen sebagi sirkulasi kekuasaan yakni pemilu lima tahunan. Baik pemilihan Presiden, Gubernur, Bupati, bahkan Kepala

Jumat, 20 Desember 2013

Langkah-Langkah Strategis Menuju Kedaulatan Pangan


Oleh: Losse
Beberapa waktu yang lalu kita menyaksiskan pra pengrajin tahu-tempe melakukan mogok produksi dikarenakan harga kedelai sebagai bahan pokok produksi mengalami peningkatan harga yang sangat signifikan. Kenaikan harga tersebut disebabkan tidak lain oleh kemarau panjang yang dialami Amerika Serikat sebagai produsen utama kedelai sehingga produksi kedelai AS mengalami penurunan dan ketersediaan kedelai di pasar internasional juga ikut menurun.
Hal tersebut harusnya menjadi pelajaran bahwa kita tidak bisa selamanya mengandalkan pasar internasional atau impor sebagai jalan mencukupi kebutuhan dalam negeri. Karena ketersediaan suatu komuditas pangan di pasar internasional sangat tergantung pada kondisi politik dan ekologis negara-negara produsen.

Langkah-Langkah Strategis Menuju Kedaulatan Pangan


Oleh: Losse
Beberapa waktu yang lalu kita menyaksiskan pra pengrajin tahu-tempe melakukan mogok produksi dikarenakan harga kedelai sebagai bahan pokok produksi mengalami peningkatan harga yang sangat signifikan. Kenaikan harga tersebut disebabkan tidak lain oleh kemarau panjang yang dialami Amerika Serikat sebagai produsen utama kedelai sehingga produksi kedelai AS mengalami penurunan dan ketersediaan kedelai di pasar internasional juga ikut menurun.
Hal tersebut harusnya menjadi pelajaran bahwa kita tidak bisa selamanya mengandalkan pasar internasional atau impor sebagai jalan mencukupi kebutuhan dalam negeri. Karena ketersediaan suatu komuditas pangan di pasar internasional sangat tergantung pada kondisi politik dan ekologis negara-negara produsen.

Langkah-Langkah Strategis Menuju Kedaulatan Pangan


Oleh: Losse
Beberapa waktu yang lalu kita menyaksiskan pra pengrajin tahu-tempe melakukan mogok produksi dikarenakan harga kedelai sebagai bahan pokok produksi mengalami peningkatan harga yang sangat signifikan. Kenaikan harga tersebut disebabkan tidak lain oleh kemarau panjang yang dialami Amerika Serikat sebagai produsen utama kedelai sehingga produksi kedelai AS mengalami penurunan dan ketersediaan kedelai di pasar internasional juga ikut menurun.
Hal tersebut harusnya menjadi pelajaran bahwa kita tidak bisa selamanya mengandalkan pasar internasional atau impor sebagai jalan mencukupi kebutuhan dalam negeri. Karena ketersediaan suatu komuditas pangan di pasar internasional sangat tergantung pada kondisi politik dan ekologis negara-negara produsen.

Langkah-Langkah Strategis Menuju Kedaulatan Pangan


Oleh: Losse
Beberapa waktu yang lalu kita menyaksiskan pra pengrajin tahu-tempe melakukan mogok produksi dikarenakan harga kedelai sebagai bahan pokok produksi mengalami peningkatan harga yang sangat signifikan. Kenaikan harga tersebut disebabkan tidak lain oleh kemarau panjang yang dialami Amerika Serikat sebagai produsen utama kedelai sehingga produksi kedelai AS mengalami penurunan dan ketersediaan kedelai di pasar internasional juga ikut menurun.
Hal tersebut harusnya menjadi pelajaran bahwa kita tidak bisa selamanya mengandalkan pasar internasional atau impor sebagai jalan mencukupi kebutuhan dalam negeri. Karena ketersediaan suatu komuditas pangan di pasar internasional sangat tergantung pada kondisi politik dan ekologis negara-negara produsen.

Kepemimpinan dan Kebudayaan


“Sekarang martabat negara, tampak telah sunyi sepi, sebab rusak pelaksanaan peraturan, karena tanpa teladan, orang meninggalkan kesopanan, para cendekiawan dan para ahli terbawa, hanyut ikut arus dalam zaman bimbang, bagaikan kehilangan tanda-tanda kehidupannya, kesengsaraan dunia karena tergenang berbagai halangan”
Serat Kalatidha
Adalah pujangga besar Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Raden Ngabehi Ranggawarsita yang  menciptakan karya besar itu sebagai ekspresi atas kekisruan negerinya yang disebabkan berbagai situasi krisis dan kacau balau oleh berbagai bencana, sehingga ia menyebutnya sebagai zaman edan.
Serat Kalatidha tersebut tampaknya ditulis saat masa tua sang Pujangga (1802-1874), yang berarti bahwa rel-rel kereta api dari Semarang hingga ke Vostenlanden sedang dipasang, kapitalisme mulai masuk ke daerah kejawen, Mangkunegara dan Kasunanan mulai melepas sistem apanage dalam menyewakan tanah-tanah kerajaan kepada perkebunan, dan ekonomi uang sedang mengubah masyarakat pedesaan. (Kuntowijoyo, 1999, h. 11)